Kisah Romantis Nabi Muhammad Saw. dan lstrinya
Kisah Romantis
Nabi Muhammad Saw. dan lstrinya
Nabi Muhammad Saw. tidak hanya sosok pemimpin
besar umat Islam yang membawa keindahan akhlak
manusia. Dan juga, tidak hanya membawa umat manusia
dari gelapnya hidup menuju hidup baru yang benderang.
Melainkan, Nabi Muhammad Saw. merupakan sosok yang
bersahaja dalam kehidupan rumah tangga. Bahkan, Nabi
Muhammad Saw. merupakan sosok yang romantis di
hadapan pasangannya.
Nabi Muhammad Saw., sosok yang penuh dengan
kebenaran ini, tidak segan untuk menyuapi istrinya.
Suatu hari, beliau menjenguk salah satu sahabatnya yang
sedang sakit. Kepadanya, beliau bersabda:
"Bahkan, suapan yang kamu angkat ke mulut
istrimu, itu bernilai sedekah untukmu."
Tindakan ini sangat sederhana, tetapi memiliki
sebuah makna yang luar bisa dalam keharmonisan rumah
tangga. D engan sentuhan sederhana kepada pasangan,
ten tu akan memberikan rasa saling perhatian satu sama
lain.14
Saling perhatian merupakan pupuk keharmonisan
dalam hubungan rumah tangga. Ketika ini dijaga dalam
keseharian, maka rasa sayang semakin hari akan semakin
bersemi.
Memang itu hanya suapan, tetapi itu dapat memantik
cinta dan kasih-sayang di antara suami-istri.
Memang itu hanya suapan, tapi itu menorehkan senyum
di bibir suami-istri yang saling menyayangi. Memang
itu hanya suapan, namun rasa sehati dan sehaluan yang
ditimbulkannya menularkan romantika dan harmoni
antara suami-istri.
Romantisme Nabi Muhammad Saw. pernah dikisahkan
oleh istrinya, Aisyah Ra., bahwa beliau minum
secawan dengan dirinya. Kurang lebih Aisyah berkata,
"Aku minum, ketika itu aku sedang haid, lalu aku
memberikannya kepada Nabi Saw. Beliau meletakkan
mulutnya pada tempat (bekas) mulutku lalu minum.
Aku menggigit daging, ketika itu aku sedang haid, lalu
memberikannya kepada Nabi Saw. Beliau meletakkan
mulutnya pada tempat (bekas) mulutku."
Cerita yang disampaikan Aisyah Ra. mencerminkan
betapa Nabi Muhammad Saw. adalah sosok yang rendah
hati di hadapan pasangan. Beliau tidak segan-segan
mendampingi pasangan hidupnya dalam keadaan
apa pun. Haid bukanlah suatu hal yang harus dijauhi,
melainkan harus disucikan. Haid tidak menghalangi
kasih sayang yang diberikan oleh suami. Haid hanya
bentuk penyucian tubuh wanita dari kotoran-kotoran
tubuh yang harus dibersihkan.
Romantisme Nabi Muhammad Saw. tidak hanya pada
waktu-waktu tertentu, tetapi ditujukan di setiap waktu.
Beliau tidak pernah absen untuk mengecup istrinya
sewaktu di rumah. Bahkan dalam keadaan puasa pun,
beliau tetap mengecup istrinya.
"Rasulullah Saw. mendekatiku untuk mengecupku.
Aku katakan bahwa aku sedang berpuasa. Beliau bersabda,
'Aku juga sedang berpuasa.' Beliau menghampiriku lalu
mengecupku", kurang lebih Aisyah Ra. mengisahkan
sosok beliau sebagai suami romantis.
Sentuhan sederhana dalam keseharian beliau,
memberikan cerminan kepada para pemimpin rumah
tangga. Yaitu, seorang suami harus memiliki rasa
romantis di hadapan pasangannya. Seorang yang memiliki
jabatan yang tinggi sekalipun, di dalam rumah
tetap harus menjadi sosok yang memberikan rasa
nyaman dan aman. Sehingga, pasangan akan merasakan
perhatian dan tidak mudah bosan dalam merajut bahtera
rumah tangga.
Komentar