Kisah Nabi Muhammad Saw. Memilih lstri dari Akhlaknya

 Kisah Nabi Muhammad Saw.

 Memilih lstri dari Akhlaknya

Dalam mewujudkan rumah tangga yang romantis,

harmonis, serta tidak dipisahkan jarak dan waktu.

Setidaknya suatu pasangan harus memahami dan

mengerti satu sama lain. Suami serta istri memiliki

peran yang cukup pen ting dalam menjalin keluarga yang

harmonis. Keduanya harus membangun hubungan yang

cukup dan terus-menerus, demi mewujudkan keluarga

yang sakinah tersebut.

Suami dan istri harus memahami perannya masingmasing

dalam rumah tangga. Umumnya, istri memiliki

peran yang cukup besar dalam membangun keluarga yang

harmonis. Misalnya mendidik anak, hamil, dan beberapa

tugas lainnya yang akan semakin baik saat dikerjakan

oleh wanita. Melihat perannya yang cukup besar dalam

rumah tangga, maka wanita ten tu memiliki keistimewaan

yang berbeda dibanding laki-laki.

Istri memiliki peran besar dalam menentukan

arah kehidupan rumah tangga. Hal ini sangat terlihat

dalam tradisi Jawa, yaitu wanita memiliki peranan yang

istimewa dalam kehidupan sehari-hari. Orang Jawa

mengenal konsep konco wingking (teman belakang).

Meskipun, konsep itu terkadang disalahpahami sebagai

bentuk merendahkan pada istri. Konco wingking memiliki

arti teman di belakang, yang kerap dipahami bahwa

seorang istri itu tugasnya di belakang suami. Sebenarnya,

lebih dari itu, konsep konco wingking adalah pembagian

tugas dalam pekerjaan rumah tangga.1

Berdasarkan konsep tersebut, bisa ditarik definisi

ten tang kekuasaan wanita Jawa. Kekuasaan wanita Jawa

adalah kemampuan untuk memengaruhi, menentukan,

bahkan mendominasi suatu keputusan. Kemampuan

wanita untuk memengaruhi pengambilan keputusan

tersebut, bukan semata-mata pada saat keputusan itu

diambil, melainkan merupakan sebuah proses yang

panjang sejak adaptasi, pemaknaan kembali, hingga

strategi diplomasi.

Melihat peranannya yang cukup pen ting, maka Islam

pun mengajarkan agar dalam membangun rumah tangga,

haruslah mempertimbangkan keberadaan wanita.

Bahkan, pemilihan pasangan wanita pun harus diperhitungkan

secara ketat sebelum membangun bahtera

rumah tangga.

Kita bisa melihat kisah Nabi Muhammad Saw. tatkala

merajut kasih sayang rumah tangga bersamaan Aisyah

Ra. Kita tahu sendiri bahwa Aisyah Ra. merupakan satusatunya

istri Nabi Muhammad Saw. yang dinikahi dalam

keadaan masih gadis. Ia masih terbilang sangat muda saat

dinikahi oleh Nabi agung umat Islam tersebut. Meskipun

usianya masih muda, ternyata ia tidak kesulitan untuk

menyesuaikan diri dengan kehidupan sang Nabi. Sebab,

tingkat keilmuan, kecerdasan, dan ingatannya terbilang

sangat ta jam. Meskipun usianya masih relatif muda, Aisyah Ra.

telah menunjukkan tanda-tanda luar bisa sebagai bakal

untuk menjadi pendamping seorang Nabi. Ia memiliki

kecerdasan yang mampu mengangkat martabat dan

derajat wanita seusianya, bahkan juga yang jauh di atas

usianya. Ia dikenal sebagai pribadi istimewa yang sangat

layak diteladani.

Aisyah Ra. memiliki kecerdasan dan ketangkasan

yang luar bisa seperti ayahnya. D i bawah bimbingan

sang ayah, ia dikenal cepat dalam mempelajari ilmu. Pada

masanya, tak ada yang bisa menandingi kecerdasannya

baik itu temannya yang wanita maupun laki-laki. Ia

memiliki kecerdasan dalam memahami, menghafal, dan

menyimpulkan penjelasan dari gurunya.

Sejak kecil, Aisyah Ra. selalu dahaga dengan ilmu

pengetahuan. Ketika ada sesuatu yang belum dimengerti,

ia tidak akan segan untuk bertanya. Baginya, setiap

ilmu yang tersembunyi harus disingkap dan pasti akan

tersingkap. Ia mempelajari banyak hal dengan penuh

semangat. Ia juga mempraktikkan yang disampaikan

kepadanya secara konsisten dan rajin.

Setelah menikah, Nabi Muhammad Saw. bercerita

kepada Aisyah Ra. mengenai alasan beliau menikahinya:

"A ku melihatmu dalam tidurku tiga malam

berturut-turut. Malaikat mendatangiku dengan

membawa gambarmu pada selembar sutra seraya

berkata, 'In i adalah istrimu.' Ketika aku membuka

tabirnya, tampaklah wajahmu. Kemudian, aku

berkata kepadanya, 'Jika ini benar dari Allah,

niscaya akan terlaksana."

 (HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

Nabi Muhammad Saw. begitu mencintai Aisyah Ra.

dengan kesempurnaan akhlak dan batinnya. Hal ini

pernah diungkapkan beliau, sebagaimana dikisahkan oleh

Abu Musa al-Asy'ari dalam buku Kutubus Sittah bahwa

beliau bersabda:

"Banyak lelaki yang sempurna, sedangkan dari

kalangan wanita tidak ada yang sempurna, kecuali

Maryam binti Imran dan Asiah istri Fir'aun.

Adapun keutamaan Aisyah Ra. dengan wanita lain

adalah seperti keutamaan bumbu dari makanan

lainnya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam kehidupan Nabi Muhammad Saw., Aisyah Ra.

merupakan istri yang sangat istimewa. Selain memiliki

kecerdasan dalam ilmu, ia pun merupakan sosok istri yang

sangat memahami cara membahagiakan suami. 

Selain itu, ia juga memberikan kontribusi yang besar terhadap

perjuangan dakwah Nabi Muhammad Saw. Aisyah Ra.

mengaku begitu bahagia dapat menemani beliau siang

dan malam. Sehingga, ia bisa mendapatkan banyak

pelajaran berharga, baik yang bersifat pengetahuan lahir

maupun pengetahuan tentang kehidupan dan karakter

batin manusia.

Seandainya Nabi Muhammad Saw. ingin menikah

hanya sebatas pelampiasan nafsu syahwat, maka tentu

beliau tinggal menunjuk wanita cantik mana pun yang

diinginkan untuk dinikahinya. Namun, ternyata tidak

demikian. Beliau tetap mempertimbangkan segala

sesuatunya. Seperti dalam pepatah bahwa memilih

pendamping hidup yang paling utama adalah agama.

Tatkala agamanya bagus, maka akhlaknya pasti bagus.

Komentar

Postingan Populer