Kisah Nabi Muhammad Saw. Membantu Pekerjaan Istrinya
Kisah Nabi Muhammad Saw.
Membantu Pekerjaan Istrinya
Tidak hanya tampan, Nabi M u h ammad Saw.
merupakan sosok yang diteladani dalam merajut
bahtera rumah tangga yang harmonis. Terlihat dalam
kesehariannya, beliau tidak hanya menjadi kepala rumah
tangga, melainkan juga sosok yang mengajarkan untuk
selalu rendah hati dalam rumah tangga. Membantu
pekerjaan istri adalah salah satu bentuk sifat yang
ditunjukkan dalam kesehariannya. Beliau tidak sungkan
turun tangan secara langsung untuk menyelesaikan
pekerjaan istri.
Keindahan akhlak N abi ini pernah dikisahkan Aisyah
Ra. tatkala seorang Sahabat Aswad bin Yazid bertanya
kepadanya, "Apa yang biasa dilakukan Nabi Saw. di dalam
rumah?"
Dengan sangat tegas, Aisyah Ra. berkata:
"Rasulullah Saw. biasa melay a n i keperluan
keluarganya, lantas ketika waktu shalat tiba, beliau
pergi shalat." (HR. Bukhari).
Imam Bukhari mencantumkan perkataan Aisyah Ra. ini dalam dua bah di dalam Shahih-nya, yaitu bah
"Muamalah Seorang (suami) dengan Istrinya"
dan bah "Seorang Suami Membantu Istrinya". Kisah ini
mencerminkan tindakan Nabi Muhammad Saw. yang
menyeimbangkan antara komunikasi kepada sesama
manusia dan Allah Swt. Tatkala Nabi Muhammad Saw.
menjaga hubungan baik dengan pasangan hidupnya,
tidak lantas menjadikan beliau melupakan hubungannya
dengan Dzat Yang Maha Kuasa.
Aisyah Ra. pun melanjutkan cerita mengenai Nabi
Muhammad Saw. yang membantu pekerjaan istrinya.
Yaitu, beliau kerap memenuhi kebutuhan pribadinya,
seperti pakaiannya sendiri. Aisyah Ra. menyampaikan:
"Beliau menjahit bajunya sendiri, menambal
terompahnya, dan mengerjakan apa-apa yang
umumnya dilakukan oleh para suami di rumahnya."6
Sungguh mulia yang dikatakan oleh Aisyah Ra.
Seorang nabi, seorang pemimpin umat masih mau
menjahit bajunya sendiri. Beliau pun kerap membantu
dan saling bahu dalam kehidupan rumah tangga bersama
istrinya. Suami dan istri memang mesti saling melengkapi
demi merajut rumah tangga yang harmonis. Jangan
takut harga diri turun, karena Rasulullah Saw. pun
telah memberikan contoh untuk menjadi suami yang
baik. Tidak perlu gengsi apalagi sampai menanamkan
image bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan
pekerjaan rumah merupakan tugas dan kewajiban istri.
Ingatlah bahwa istri bukanlah pembantu rumah
tangga. Islam hanya mensyariatkan tugas clan kewajiban
mengurus rumah tangga kepada istri. D an, hal baik
yang dilakukan akan menjadi nilai tambah clan pahala
yang luar biasa untuk istri yang memenuhi tugas clan
kewajibannya. Itulah kemuliaan wanita, Islam sangat
memuliakan wanita-wanita shalihah.
Kisah Nabi Muhammad Saw. ini mengajarkan kepada
kita untuk bersikap rendah hati clan meninggalkan
kesombongan, clan hendaknya seorang suami pun mau
membantu istrinya. Kehadiran suami dalam pekerjaan
istri akan menambah kasih sayang dalam rumah tangga.
Ketika mengambil alih pekerjaan istri, seorang suami
akan merasakan bahwa yang dikerjakan oleh istrinya
ternyata tidaklah mudah. Dan, seorang istri pun akan
merasakan kasih sayang yang penuh dari suaminya.
Menerapkan kisah Nabi Muhammad Saw. dalam
kehidupan modern tentu tidak mudah. Terlebih, benak
kita telanjur menganggap bahwa kehadiran istri adalah
untuk melayani suami. D engan kesadaran yang kuat demi
merajut keluarga yang bahagia, maka tidak ada yang tidak
mungkin untuk dilakukan.8 Cobalah lakukan dari hal- hal
kecil, seperti menyapu lantai, menggantikan popok si
kecil, atau menyuapinya, mengantar anak ke sekolah,
menaruh pakaian kotor pada tempatnya, membersihkan
debu yang menempel di sofa, dan lain sebagainya.
Komentar